Senin, 13 Juni 2016

SUHARTO MEMBUNUH JENDRAL YANI





SOEHARTO DALANG PEMBUNUHAN PAHLAWAN REVOLUSI KHUSUSNYA JENDERAL ACHMAD YANI...







Sebagaimana umum diketahui pada akhir kepemimpinannya yang sudah muLai sakit keras Bung Karno menginginkan Menpangad Letjen Achmad Yani menjadi presiden kedua bila kesehatan Proklamator itu menurun, ternyata haL itu sudah diketahui isteri 
dan putra-putri JendraL Ahmad Yani.

"BAPAK sendiri sudah cerita kepada kami (isteri dan putra-putri Yani ) bahwa dia bakal menjadi presiden. 
Waktu itu Bapak berpesan, jangan dulu bilang 
sama orang lain", ujar putra-putri Achmad Yani : Rully Yani, Elina Yani,Yuni Yani dan Edi Yani - dalam acara diskusi "Jakarta - Forum Live, Peristiwa G-30S/PKI, Upaya Mencari Kebenaran" terungkap kesaksian baru, 
yaitu beberapa hari sebelum peristiwa kelam dalam sejarah republik ini meletus.

Bung Karno pernah meminta Menpangad Letjen Achmad Yani menggantikan dirinya menjadi presiden bila kesehatan proklamator itu menurun. 

Hal itu disampaikan oLeh Ahmad Yani secara pribadi pada keLuarganya dalam perjalanan menuju Istana 
Bogor tanggal 11 September 1965.

Putra-putri Achmad Yani kemudian menjelaskan, informasi baik itu sebenarnya sudah diketahui pihak keluarga 2 (dua) bulan sebelum meletusnya peristiwa berdarah G-30S/PKI. 

"Waktu itu ketika pulang dari rapat dengan Bung Karno beserta para petinggi negara, Bapak cerita sama ibu bahwa kelak bakal jadi presiden", kenang Yuni Yani, putri keenam Achmad Yani. 

"Setelah cerita sama ibu, esok harinya sepulang main golf, Bapak juga menceritakan itu kepada kami putra-putrinya. Sambil tertawa, kami bertanya, benar nih Pak. Jawab Bapak ketika itu, ya", ucapnya.

Menurut Yuni, berita baik itu juga mereka dengar dari 
ajudan Bapak yang mengatakan Bapak bakal jadi presiden. 
Makanya ajudan menyarankan supaya siap-siap pindah ke Istana. 

Sedangkan menurut Elina Yani (putri keempat), saat kakaknya Amelia Yani menyusun buku tentang Bapak, mereka menemui Letjen Sarwo Edhie Wibowo sebagai salah satu nara sumber.

"Waktu itu, pak Sarwo cerita bahwa Bapak dulu diminta Bung Karno menjadi presiden bila kesehatan Proklamator itu tidak juga membaik. Permintaan itu disampaikan Bung Karno dalam rapat petinggi negara. Di situ antara lain, ada Soebandrio, Chaerul 
Saleh dan AH Nasution", katanya.




"Bung Karno bilang, Yani kalau kesehatan saya belum membaik kamu yang jadi presiden", kata Sarwo Edhie seperti ditirukan Elina Yani.

Pada prinsipnya, tambah Yuni pihak keluarga senang mendengar berita Bapak bakal jadi presiden.
Namun ibunya (Alm.Nyonya Yayuk Ruliah A.Yani) usai makan malam membuat ramalan bahwa kalau Bapak tidak jadi presiden, bisa dibunuh.

"Ternyata ramalan ibu benar. Belum sempat menjadi presiden menggantikan Bung Karno, Bapak 
dibunuh secara kejam dengan disaksikan adik-adik kami. Untung dan Eddy.
"Kalau Bapakmu tidak jadi presiden, ya nangdi(kemana - red) bisa dibunuh", kata Nyonya Yani seperti ditirukan Yuni. 


Lalu siapa DaLang pembunuhnya ?!!!




Menurut Yuni, Ibu dulu mencurigai dalang pembunuhan ayahnya adalah petinggi militer yang membenci Achmad Yani. 
Dan yang dicurigai adalah SOEHARTO...
Mengapa Soeharto membenci A.Yani ? 





Yuni mengatakan, sewaktu Soeharto menjual pentil dan 
ban dengan aLasan utk kesejahteraan anak buahnya yang menangkap adalah Bapaknya (Ahmad yani₩.

"Bapak memang tidak suka militer berdagang.
Tindakan Bapak ini tentunya menyinggung perasaan Soeharto.

.
Selain itu, usiaAhmad Yani juga lebih muda, sedangkan jabatannya lebih tinggi dari Soeharto", katanya. 

Sedangkan Rully Yani (putri sulung) yakin pembunuh 
Bapaknya adalah prajurit yang disuruh oleh atasannya.
"Siapa orangnya, ini yang perlu dicari", katanya.
Mungkin juga, lanjutnya, orang-orang yang tidak suka 
terhadap sikap Bapak yang menentang upaya mempersenjatai buruh, nelayan dan petani. "Bapak dulu kan tidak suka rakyat dipersenjatai. Yang bisa 
dipersenjatai adalah militer saja", katanya. 

Menurut Rully Yani penjelasan bekas tahanan politik G-30S/PKI Abdul Latief bahwa Soeharto dalang G-30S/PKI sudah bisa menjadi dasar untuk melakukan penelitian oleh pihak yang berwajib. 
"Ini penting demi lurusnya sejarah. Dan kamipun merasa puas kalau sudah tahu dalang
pembunuhan ayah kami", katanya.

Dia berharap, kepada semua pelaku sejarah yang masih hidup bersaksilah supaya masalah itu bisa selesai dengan cepat dan tidak menjadi tanda tanya besar bagi generasi muda bangsa ini.



■■ DENDAM SUHARTO ... !!!









Kesaksian istri dan putra-putri A.Yani bahwa Bapaknyalah yang ditunjuk Bung Karno untuk jadi presiden kedua menggantikan dirinya, dibenarkan oleh bekas Assisten Bidang Operasi KOTI (Komando Operasi Tertinggi), Marsekal Madya (Purn) Sri Mulyono Herlambang dan ajudan A.Yani, Kolonel (Purn) Subardi.

Apa yang diucapkan putra-putri Jenderal A.Yani itu benar. 
Dikalangan petinggi Militer informasi tersebut sudah santer dibicarakan. Apalagi hubungan Bung 
Karno dan A.Yani sangat dekat, ujar Herlambang. 
Baik Herlambang maupun Subardi menyebutkan, walaupun tidak terdengar langsung pernyataan Bung Karno bahwa dia memilih A.Yani sebagai presiden kedua jika ia sakit, namun keduanya percaya 
akan berita itu.

"Hubungan Bung Karno dengan A.Yani akrab dan Yani memang terkenal cerdas, hingga wajar jika kemudian ditunjuk presiden",kata Herlambang. 
"Hubungan saya dengan A.Yani sangat dekat,hingga saya tahu betapa dekatnya hubungan Bung Karno 
dengan A.Yani", ujar MarsekaL Madya (purn) Herlambang.

Menyinggung tentang kecurigaan Yayuk Ruliah A.Yani (istri A.Yani), bahwa dalang pembunuh suaminya adalah Soeharto,Herlambang mengatakan bisa jadi seperti itu. 
Pasalnya 2 (dua) bulan sebelum peristiwa berdarah PKI, Bung Karno sudah menunjuk A.Yani sebagai pengganti presiden kaLau sewaktu -Waktu sakit beLiau parah dan mendadak meninggaL.

Tentu saja hal ini membuat iri orang yang berambisi jadi presiden. Waktu itu peran CIA memang dicurigai ada, apalagi AS tidak menyukai Bung Karno karena 
terlalu vokal. Sedangkan Yani merupakan orang dekat dan sangat LoyaL keoada Bung Karno. 

Ditambahkan Herlambang, hubungan A.Yani dengan Soeharto saat itu kurang harmonis. Soeharto 
memang benci pada A.Yani. Ini gara-gara Yani menangkap Soeharto dalam kasus penjualan pentil
dan ban. Selain itu Soeharto juga merasa iri karena usia Yani lebih muda, sementara jabatannya lebih tinggi.

Terlebih lagi disaat A.Yani menjabat Kasad, Bung Karno meningkatkan status kasad menjadi Panglima Angkatan Darat. 

"Dan waktu itu A.Yani bisa melakukan apa saja atas petunjuk Panglima Tertinggi Soekarno, tentu saja hal ini membuat Soeharto iri pada A.Yani. 

Dijelaskan juga, sebenarnya mantan presiden Orde Baru itu tidak hanya membenci A.Yani,tapi semua Jenderal Pahlawan Revolusi.....
- D.I.Panjaitan dibenci Soeharto gara-gara persoalan pengadaan barang dan juga berkaitan dengan penjualan pentil dan ban. 
- MT. Haryono berkaitan dengan hasil sekolah di SESKOAD. 
Disitu Soeharto ingin dijagokan tapi MT.Haryono tidak setuju. 
- JendraL Sutoyo, gara-gara ia sebagai 
oditur dipersiapkan untuk mengadili Soeharto dalam kasus penjualan pentil dan ban itu.

Secara tidak langsung istri A.Yani mencurigai Soeharto. 
Pada Waktu itu istri Yani mencontohkan, sebuah film Amerika yang ceritanya AD disuatu negara yang begitu 
dipercaya pemerintah, ternyata sebagai dalang kudeta terhadap pemerintahan itu.

Caranya dengan meminjam tangan orang lain dan akhirnya pimpinan AD itulah yang 
menjadi presiden. "Peristiwa G-30S/PKI
hampir sama dengan cerita film itu", kata nyonya Yani.

__Smoga manFaaT





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar